Manajemen Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat
Ditulis oleh: Elvina Faril Sabillah 2130018027 dan Febie Trisna Suryani 2130018031
Prodi : S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kelas : A
Prodi : S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kelas : A
A. Pengertian
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang ditetapkan untuk menetapkan dan mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (George R. Terry). Menurut (E.F.L. Brech) manajemen adalah kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan; yang fungsinya membuat perencanaan dan memberikan pengarahan bagaimana penyelesaian tugas itu harus dilakukan. Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat bahwa Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi.
Aplikasi ilmu manajemen di bidang kesehatan masyarakat , lebih sering disebut sebagai manajemen kesehatan. Adapun definisi manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi obyek dan sasaran manajemen adalah pelayanan kesehatan masyarakat. Menurut (Notoatmodjo, 2003) manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program-program kesehatan. Alam manajemen kesehatan terdapat ruang lingkup yang dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. Manajemen sumber daya manusia
2. Manajemen keuangan (mengurusi cash flow keuangan)
3. Manajemen logistic (mengurusi logistik obat-obatan dan peralatan)
4. Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan kesehatan)
Manajemen kesehatan juga memiliki kemampuan pemimpin atau manajer organisasi pelayanan kesehatan yang dibedakan sebagai berikut:
1. Kemampuan menentukan arah organisasi (visi dan misi)
2.Kemampuan menentukan tujuan organisasi (goal setting)
3. Bekerja berdasarkan perencanaan (planning)
4. Penggunaan waktu secara efektif (time schedule)
5. Pengambilan keputusan diseluruh level
6. Memberdayakan kemampuan staff
7. Pengoorganisasian sesuai kebutuhan
8. Menerapkan manajemen perubahan
9. Pembentukan budaya organisasi
10. Kemampuan memotivasi dan menjalin komunikasi yang baik
11. Pengembangan kemampuan staff, pengawasan dan independensi.
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang ditetapkan untuk menetapkan dan mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (George R. Terry). Menurut (E.F.L. Brech) manajemen adalah kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan; yang fungsinya membuat perencanaan dan memberikan pengarahan bagaimana penyelesaian tugas itu harus dilakukan. Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat bahwa Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi.
Aplikasi ilmu manajemen di bidang kesehatan masyarakat , lebih sering disebut sebagai manajemen kesehatan. Adapun definisi manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi obyek dan sasaran manajemen adalah pelayanan kesehatan masyarakat. Menurut (Notoatmodjo, 2003) manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program-program kesehatan. Alam manajemen kesehatan terdapat ruang lingkup yang dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. Manajemen sumber daya manusia
2. Manajemen keuangan (mengurusi cash flow keuangan)
3. Manajemen logistic (mengurusi logistik obat-obatan dan peralatan)
4. Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan kesehatan)
Manajemen kesehatan juga memiliki kemampuan pemimpin atau manajer organisasi pelayanan kesehatan yang dibedakan sebagai berikut:
1. Kemampuan menentukan arah organisasi (visi dan misi)
2.Kemampuan menentukan tujuan organisasi (goal setting)
3. Bekerja berdasarkan perencanaan (planning)
4. Penggunaan waktu secara efektif (time schedule)
5. Pengambilan keputusan diseluruh level
6. Memberdayakan kemampuan staff
7. Pengoorganisasian sesuai kebutuhan
8. Menerapkan manajemen perubahan
9. Pembentukan budaya organisasi
10. Kemampuan memotivasi dan menjalin komunikasi yang baik
11. Pengembangan kemampuan staff, pengawasan dan independensi.
Manajemen kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasioanal (SKN)
Landasan fikirnya berdasarkan system kesehatan nasional (Perpres No. 72/ 2012)
Landasan fikirnya berdasarkan system kesehatan nasional (Perpres No. 72/ 2012)
B. Perencanaan Pemasaran Kesehatan Masyarakat
Perencanaan adalah suatu proses menganalisis dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan demi masa depan yang baik. Pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menukar yang dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan. Menurut (Sumarni dan Soeprihanto) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan. Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang tenaga kesehatan masyarakat dalam penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan. Oleh karena itu yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu barang atau jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial. Maka dari itu, pemasaran kesehatan masyarakat dapat disebut sebagai pemasaran sosial.
Pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat. Contohnya adalah program imunisasi yang menawarkan perlindungan terhadap penyakit campak, maka orang tua akan mengukur dan membandingkan biaya dan keuntungan produk serta menentukan pilihan setuju atau tak setujukah memilih perilaku “membeli imunisasi”. Sukses diukur via jumlah cakupan orang yang telah diimunisasi.
Dalam strategi pemasaran sosial mempunyai 3 elemen inti yaitu :
1. Segmentasi sasaran (segmentation)
2. Pentargetan (targetting)
3. Pemosisian (positioning)
Taktik pemasaran sosial mempunyai 3 elemen inti, yaitu :
1. Diferensiasi (differentiation)
2. Bauran pemasaran (marketing mix)
3. Penjualan (selling)
Perencanaan adalah suatu proses menganalisis dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan demi masa depan yang baik. Pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menukar yang dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan. Menurut (Sumarni dan Soeprihanto) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan. Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang tenaga kesehatan masyarakat dalam penyediaan jasa dalam bentuk pelayanan. Oleh karena itu yang dipasarkan berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu barang atau jasa, pemasaran ini dikenal dengan sebutan pemasaran sosial. Maka dari itu, pemasaran kesehatan masyarakat dapat disebut sebagai pemasaran sosial.
Pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat. Contohnya adalah program imunisasi yang menawarkan perlindungan terhadap penyakit campak, maka orang tua akan mengukur dan membandingkan biaya dan keuntungan produk serta menentukan pilihan setuju atau tak setujukah memilih perilaku “membeli imunisasi”. Sukses diukur via jumlah cakupan orang yang telah diimunisasi.
Dalam strategi pemasaran sosial mempunyai 3 elemen inti yaitu :
1. Segmentasi sasaran (segmentation)
2. Pentargetan (targetting)
3. Pemosisian (positioning)
Taktik pemasaran sosial mempunyai 3 elemen inti, yaitu :
1. Diferensiasi (differentiation)
2. Bauran pemasaran (marketing mix)
3. Penjualan (selling)
Strategi awal pemasaran sosial melalui berikut :
1. Segmentasi sasaran promosi kesehatan (KIE)
2. Menetapkan target sasaran utama
3. Pemosisian pesan (pemositioning)
1. Segmentasi sasaran promosi kesehatan (KIE)
2. Menetapkan target sasaran utama
3. Pemosisian pesan (pemositioning)
Terdapat faktor penentu permasalahan sosial dalam upaya promosi kesehatan masyarakat sebagai berikut :
- Manajemen
- Pesan/kampanye terarah pada konsumen
- Segmentasi konsumen
- Identitas produk atau positioning
- Manfaat dapat dirasakan oleh konsumen
- Biaya yang harus dibayar untuk berubah perilaku
- Ketersediaan produk
- Saluran komunikasi diminati kelompok sasaran (segmen konsumen yang disasar)
- Pemantauan dan evaluasi dalam rangka menyempurnakan produk (layanan dan kampanye)
- Perubahan yang diharapakan dari permasalahan sosial dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Perubahan kognitif yaitu setelah pemberian informasi secara terus menerus maka kelompok sasaran tersebut paham dan mengganti konsepnya yang selama ini keliru diganti dengan konsep baru.
2. Perubahan perilaku. Perubahan perilaku di pengaruhi oleh interest atau tujuan dari individu dan kemauan individu tersebut untuk mengimplementasikan pengetahuannya.
3. Perubahan nilai yaitu perubahan yang paling diharapkan dalam perubahan perilaku karena individu tersebut tidak akan kembali ke perilaku lama yang telah ditinggalkan.
- Manajemen
- Pesan/kampanye terarah pada konsumen
- Segmentasi konsumen
- Identitas produk atau positioning
- Manfaat dapat dirasakan oleh konsumen
- Biaya yang harus dibayar untuk berubah perilaku
- Ketersediaan produk
- Saluran komunikasi diminati kelompok sasaran (segmen konsumen yang disasar)
- Pemantauan dan evaluasi dalam rangka menyempurnakan produk (layanan dan kampanye)
- Perubahan yang diharapakan dari permasalahan sosial dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Perubahan kognitif yaitu setelah pemberian informasi secara terus menerus maka kelompok sasaran tersebut paham dan mengganti konsepnya yang selama ini keliru diganti dengan konsep baru.
2. Perubahan perilaku. Perubahan perilaku di pengaruhi oleh interest atau tujuan dari individu dan kemauan individu tersebut untuk mengimplementasikan pengetahuannya.
3. Perubahan nilai yaitu perubahan yang paling diharapkan dalam perubahan perilaku karena individu tersebut tidak akan kembali ke perilaku lama yang telah ditinggalkan.
Ada beberapa masalah kesehatan masyarakat antara lain :
1. Penyakit TBC, DHF, Malaria
2. Masalah kesehatan kerja
3. Kesehatan lingkungan,obat-obatan
4. Perubahan dalam bidang ekonomi, kependudukan, pendidikan, sosial budaya, dan dampak globalisasi yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan keadaan kesehatan masyarakat.
1. Penyakit TBC, DHF, Malaria
2. Masalah kesehatan kerja
3. Kesehatan lingkungan,obat-obatan
4. Perubahan dalam bidang ekonomi, kependudukan, pendidikan, sosial budaya, dan dampak globalisasi yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan keadaan kesehatan masyarakat.
C. Kajian Ilmu Manajemen untuk Menyelesaikan Masalah Kesehatan
Pengembangan Organisasi dan Manajemen.
Pengembangan organisasi adalah suatu proses sadar dan terencana untuk mengembangkan kemampuan suatu organisasi sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat prestasi optimum yg diukurkan berdasarkan efisiensi, efektivitas dan kesehatan organisasi. Pengembangan manajemen ditekankan pada upaya memperbaiki pengetahuan dan keterampilan para manajer atau pimpinan. Pendekatan organisasi birokrasi yang selama ini berlaku dan bersifat sangat hirarkis (top down) atau sentralistis haruslah dirubah menjadi suatu tatanan organisasi pelayanan yang lebih mengutamakan pendekatan kewilayahan. Pengembangan organisasi pelayanan kesehatan yang dilakukan harus dapat menghilangkan berbagai penyimpangan perilaku birokrasi kesehatan yang tidak bermoral, seperti tidak efisien, tidak efektif, korupsi, kolusi, dan mengabaikan kualitas pelayanan.
Peningkatan Kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan Institusi Pendidikan Kesehatan.
Pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan syarat utama pengembangan organisasi dalam upaya untuk mendorong terciptanya organisasi pelayanan kesehatan yang mampu mencapai dan mempertahankan prestasi yang optimum dan menghendaki sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya peningkatan kualitas SDM dari organisasi pelayanan kesehatan, harus diantisipasi oleh Institusi Pendidikan Kesmas. Artinya, jika organisasi pelayanan kesehatan telah bersiap untuk melaksanakan pengembangan organisasi dan manajemen sebagai antisipasi untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yg semakin kompleks, maka Institusi Pendidikan kesehatan masyarakat juga harus melakukan pengembangan organisasi dan manajemen untuk menghadapi tantangan masalah kesehatan yang semakin kompleks.
Pengembangan Organisasi dan Manajemen.
Pengembangan organisasi adalah suatu proses sadar dan terencana untuk mengembangkan kemampuan suatu organisasi sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat prestasi optimum yg diukurkan berdasarkan efisiensi, efektivitas dan kesehatan organisasi. Pengembangan manajemen ditekankan pada upaya memperbaiki pengetahuan dan keterampilan para manajer atau pimpinan. Pendekatan organisasi birokrasi yang selama ini berlaku dan bersifat sangat hirarkis (top down) atau sentralistis haruslah dirubah menjadi suatu tatanan organisasi pelayanan yang lebih mengutamakan pendekatan kewilayahan. Pengembangan organisasi pelayanan kesehatan yang dilakukan harus dapat menghilangkan berbagai penyimpangan perilaku birokrasi kesehatan yang tidak bermoral, seperti tidak efisien, tidak efektif, korupsi, kolusi, dan mengabaikan kualitas pelayanan.
Peningkatan Kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan Institusi Pendidikan Kesehatan.
Pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan syarat utama pengembangan organisasi dalam upaya untuk mendorong terciptanya organisasi pelayanan kesehatan yang mampu mencapai dan mempertahankan prestasi yang optimum dan menghendaki sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya peningkatan kualitas SDM dari organisasi pelayanan kesehatan, harus diantisipasi oleh Institusi Pendidikan Kesmas. Artinya, jika organisasi pelayanan kesehatan telah bersiap untuk melaksanakan pengembangan organisasi dan manajemen sebagai antisipasi untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yg semakin kompleks, maka Institusi Pendidikan kesehatan masyarakat juga harus melakukan pengembangan organisasi dan manajemen untuk menghadapi tantangan masalah kesehatan yang semakin kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Fika Maulana F & Ede Surya D.2018. Sumber Daya Manusia dan Manajemen Organisasi Dalam Pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat di Dua Kecamatan di Jawa Timur. BKM Journal of Community Medicine and Public Health Volume 34 Nomor 6 Tahun 2018, Hal:221-229
Surya Utama.2004. Upaya Menghadapi Masalah Kesehatan Di Masa Depan. Medan: FKM USU.
Surya Utama.2004. Upaya Menghadapi Masalah Kesehatan Di Masa Depan. Medan: FKM USU.
Komentar
Posting Komentar